Video Matematika »
Belajar matematika dengan menggunakan video dari youtube.Kunjungi segera! http://video-matematika.blogspot.com/
Home » » Kasus Gadel

Kasus Gadel

Written By Amin Herwansyah on 14 Jun 2011 | 15.20

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohamad Nuh meminta masyarakat menyikapi kasus amuk massa terhadap pelapor kecurangan ujian nasional (UN) SDN Gadel II Surabaya secara proporsional. Nuh mengatakan, perlu dipertimbangkan kondisi psikologis kedua belah pihak secara lebih mendalam. Selain itu, kasus ini sebaiknya diserahkan pada peraturan pendidikan yang solutif.
 "Dudukkan dulu perkaranya. Masyarakat yang mengintimidasi pelapor memang salah, tapi tidak semuanya salah," kata Nuh, Senin (13/6/2011) malam, di Jakarta.
Nuh melanjutkan, tindak pengusiran dan intimidasi yang dilakukan warga terhadap pelapor itu bukan hanya akibat perlawanan terhadap kejujuran. Menurutnya, ada sebagian warga yang emosi sesaat karena anaknya ikut terbawa citra buruk sebagai tukang mencontek akibat laporan ini.
"Bisa jadi benar ada yang curang. Tapi karena kejadian (pelaporan) ini, yang benar jadi terbawa juga. Psikologis ini perlu dipahami juga. Karena persoalan ini sudah enggak jernih, sudah out of context," ujar Nuh.
Kedua belah pihak, menurut Nuh, sama-sama mengaku benar dalam kasus tersebut. "Kita menganut paham rekonsiliasi. Kalau terus dibenturkan (antara pelapor yang selalu dianggap benar, dan warga yang dipandang selalu salah), lama-lama bisa terjadi benturan sosial," ungkapnya.
"Lazimnya, harus dilakukan UN ulang di sekolah itu. Tapi pada jenjang SD, otonomi pendidikan terletak sepenuhnya pada daerah," tambah Nuh.
Peristiwa ini bermula dari kasus contek massal saat ujian nasional (UN) 2011 yang terjadi di SDN Gadel 2, Tandes, Surabaya,. Kecurangan ini diduga dilakukan secara sistematis.
Kasus itu terungkap setelah orangtua siswa SD Gadel, Ny S, melapor ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya terkait anaknya, AL, yang dipaksa gurunya untuk memasok bahan contekan untuk siswa di tiga kelas pada SD tersebut.
Bahkan, tiga bulan sebelum pelaksanaan UN, AL sudah didoktrin gurunya agar patuh memberi contekan dengan alasan membantu teman dan membalas budi guru.
Hal itu dilakukan karena dari hasil try out diketahui bahwa 25 persen dari 60 siswa kelas VI di sekolah itu kemungkinan tidak lulus.
Dalam laporan itu, Ny S menyesalkan tindakan sekolah yang mengajari anaknya untuk tidak jujur, padahal dia sudah bersusah payah mengajari anaknya untuk jujur dan sudah bekerja keras untuk menyekolahkan anaknya.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : VidMath | SMANSA BEDA | PGRI Citamiang
Copyright © 2011. Media Matematik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger